Tidak mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa
ahli komunikasi menyatakan tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi
yang benar-benar efektif.
Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut ini beberapa hambatan komunikasi yang dapat menjadi perhatian bagi komunikator agar komunikasinya berjalan sukses:
1. Gangguan
Berdasarkan sifatnya, gangguan dalam komunikasi dibagi menjadi dua, yakni gangguan mekanik dan gangguan semantik.
Pengertian denotatif (denotative meaning) adalah pengertian sebenarnya dari suatu kata atau lazim terdapat dalam kamus dan diterima secara umum.
Sedangkan, pengertian konotatif (conotative meaning) adalah pengertian yang bersifat emosional, atau berdasarkan pengalaman sehingga membuat arti suatu kata menjadi berbeda.
Sebagai contoh, secara denotatif semua orang setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu dan berkaki empat. Secara konotatif, banyak orang yang menganggap anjing sebagai binatang peliharaan yang setia, bersahabat, dan panjang ingatan. Namun untuk orang-orang tertentu, perkataan anjing mengkonotasikan binatang yang menakutkan,
dan berbahaya.
2. Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang yang berhubungan dengan kepentingannya. Apabila kita tersesat di hutan dan beberapa hari tidak makan sedikit pun, maka kita akan memperhatikan perangsang yang berhubungan dengan makanan.
Andai dalam posisi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong berlian, pastilah kita akan memilih makanan daripada berlian.
Kepentingan bukan hanya memengaruhi perhatian, tapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku terhadap segala perangsang yang tidak sesuai dengan suatu kepentingan.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan, dan kekurang setiap orang tentu berbeda-beda, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motivasi berbeda dalam intensitasnya.
Begitu pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi seseorang, maka semakin besar kemunikasi tersebut diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan, begitu pun sebaliknya.
Karenanya, sering kali terjadi seorang komunikatot tertipu oleh tanggapan komunikan yang seolah-olah memperhatikan, namun pesan komunikasi bertentangan dengan motivasinya. Tanggapan semu dari komunikan itu tentu mempunyai motivasi terpendam.
Sangat mungkin seorang pegawai terlihat begitu memperhatikan paparan (komunikasi) atasannya, meskipun ada yang tidak disetujuinya. Hal tersebut sangat mungkin dilakukan karena si pegawai ingin menyenangkan hati atasannya, atau ia memiliki keinginan naik jabatan, dsb.
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan yang berat bagi jalannya komunikasi. Karena orang yang mempunyai prasangka akan bersikap curiga dan menentang komunikator sebelum komunikasi dimulai.
Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut ini beberapa hambatan komunikasi yang dapat menjadi perhatian bagi komunikator agar komunikasinya berjalan sukses:
1. Gangguan
Berdasarkan sifatnya, gangguan dalam komunikasi dibagi menjadi dua, yakni gangguan mekanik dan gangguan semantik.
- Gangguan mekanik (mechanical noise) adalah gangguan yang secara fisik. Misalnya, kegaduhan saat ujian, bunyi menggaung pada pengeras suara, riuh hadirin atau bunyi kendaraan lewat ketika seseorang berpidato, gambar meliuk-liuk pada TV, huruf tidak jelas, halaman yang sobek pada surat kabar, dsb.
- Gangguan semantik (semantic noise) menyangkut pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Singkatnya, gangguan semantik terjadi karena salah pengertian antara komunikator dan komunikan.
Pengertian denotatif (denotative meaning) adalah pengertian sebenarnya dari suatu kata atau lazim terdapat dalam kamus dan diterima secara umum.
Sedangkan, pengertian konotatif (conotative meaning) adalah pengertian yang bersifat emosional, atau berdasarkan pengalaman sehingga membuat arti suatu kata menjadi berbeda.
Sebagai contoh, secara denotatif semua orang setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu dan berkaki empat. Secara konotatif, banyak orang yang menganggap anjing sebagai binatang peliharaan yang setia, bersahabat, dan panjang ingatan. Namun untuk orang-orang tertentu, perkataan anjing mengkonotasikan binatang yang menakutkan,
dan berbahaya.
2. Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang yang berhubungan dengan kepentingannya. Apabila kita tersesat di hutan dan beberapa hari tidak makan sedikit pun, maka kita akan memperhatikan perangsang yang berhubungan dengan makanan.
Andai dalam posisi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong berlian, pastilah kita akan memilih makanan daripada berlian.
Kepentingan bukan hanya memengaruhi perhatian, tapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku terhadap segala perangsang yang tidak sesuai dengan suatu kepentingan.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan, dan kekurang setiap orang tentu berbeda-beda, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motivasi berbeda dalam intensitasnya.
Begitu pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi seseorang, maka semakin besar kemunikasi tersebut diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan, begitu pun sebaliknya.
Karenanya, sering kali terjadi seorang komunikatot tertipu oleh tanggapan komunikan yang seolah-olah memperhatikan, namun pesan komunikasi bertentangan dengan motivasinya. Tanggapan semu dari komunikan itu tentu mempunyai motivasi terpendam.
Sangat mungkin seorang pegawai terlihat begitu memperhatikan paparan (komunikasi) atasannya, meskipun ada yang tidak disetujuinya. Hal tersebut sangat mungkin dilakukan karena si pegawai ingin menyenangkan hati atasannya, atau ia memiliki keinginan naik jabatan, dsb.
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan yang berat bagi jalannya komunikasi. Karena orang yang mempunyai prasangka akan bersikap curiga dan menentang komunikator sebelum komunikasi dimulai.
Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
ConversionConversion EmoticonEmoticon